
Penulis : Rahmawati
Mahasiswi Prodi Ilmu Ekonomi
Universitas Bangka Belitung
Belitung, Kepulauan Bangka Belitung – Di ujung selatan Pulau Belitung, tersembunyi sebuah kawasan pantai yang menyimpan potensi besar: Teluk Gembira. Terletak di Desa Padang Kandis, Kecamatan Membalong, pantai ini menjadi bagian dari Geopark Belitong yang telah memperoleh status Global Geopark dari UNESCO sejak 2020.
Teluk Gembira menawarkan lanskap alam yang memesona—hamparan pasir putih berpadu dengan batu granit raksasa, serta laut tenang bergradasi hijau kebiruan. Belum banyak tersentuh industri pariwisata arus utama, kawasan ini menjadi tempat ideal bagi wisatawan pencinta ketenangan dan keaslian alam.
Menurut Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung, kawasan selatan, termasuk Teluk Gembira, kini menjadi fokus pengembangan destinasi alternatif. Potensinya tak hanya terletak pada keindahan alam, tetapi juga pada keterlibatan masyarakat sebagai penggerak utama dalam model pariwisata berbasis komunitas.
Namun, hingga kini, fasilitas penunjang seperti penginapan, restoran, maupun akses jalan masih tergolong terbatas. Justru karena itulah, banyak pihak melihatnya sebagai peluang untuk membangun kawasan wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sejak dini, tanpa harus mengoreksi kerusakan seperti di destinasi yang berkembang terlalu cepat.
Warga Desa Padang Kandis mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan petani lada—komoditas andalan Bangka Belitung. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat didorong untuk terlibat aktif dalam ekosistem pariwisata, misalnya sebagai pemandu lokal, pengelola homestay, pengrajin suvenir berbasis budaya, hingga penyaji kuliner laut yang autentik.
Beberapa inisiatif berbasis komunitas sudah mulai tumbuh. Misalnya, gerakan swadaya membersihkan pantai, menjaga kelestarian hutan pesisir, dan promosi pariwisata melalui media sosial yang digerakkan oleh pemuda desa. Ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menjaga sekaligus mengangkat potensi lokal sudah mulai mengakar.
Teluk Gembira juga menyimpan nilai edukatif tinggi. Batuan granit yang mendominasi lanskapnya merupakan bagian dari formasi geologi berusia ratusan juta tahun, menjadikannya spot penting dalam konteks wisata geologi. Edukasi mengenai konservasi, sejarah alam, dan ekosistem pesisir dapat menjadi daya tarik tambahan yang bernilai.
Pengembangan kawasan ini membutuhkan sinergi lintas sektor. Dukungan dari pemerintah daerah, swasta, akademisi, dan komunitas lokal menjadi kunci. Pendekatan kolaboratif akan mempercepat penyediaan infrastruktur sekaligus menjaga prinsip keberlanjutan dan pelibatan warga.
Yang juga perlu dijaga adalah identitas lokal. Pembangunan jangan sampai menggeser nilai-nilai kultural yang telah lama hidup di masyarakat. Justru sebaliknya, pariwisata bisa menjadi jalan bagi masyarakat untuk mengangkat kembali budaya lokal sebagai kekuatan ekonomi baru.
Teluk Gembira kini ibarat permata yang menunggu diasah. Potensinya bukan hanya sebagai destinasi wisata unggulan, tapi juga sebagai model ekowisata partisipatif yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga kelestarian alam, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara inklusif dan berkelanjutan.