
VIRAL BEKASI - Dahulu banjir tahunan setiap musim hujan di Kota Jakarta sudah seperti hal yang biasa atau tradisi rutin setiap tahun.
Sesungguhnya hal ini wajar karena selain Kota Jakarta berada tidak cukup tinggi di atas permukaan laut dengan ketinggian 8 meter di atas permukaan laut, Jakarta juga setiap tahun mendapat "Hadiah" banjir kiriman dari Kota Bogor yang mengalir melalui sungai Ciliwung, sehingga debit air kiriman kadang meluap membanjiri pemukiman wilayah warga disekitar area kali Ciliwung.
Penulis yang lahir dan besar di Jakarta sebelum pindah rumah ke Kota Bekasi melihat masyarakat Jakarta sudah menganggap biasa jika puncak musim hujan terjadi banjir di wilayah perumahan, termasuk rumah penulis yang kebetulan terletak didataran rendah rutin kebanjiran setiap tahunnya, ya jika surut siap-siap kita olahraga sehat bersihin lumpur, sampah dan kotoran selokan yang masuk kedalam rumah.
Problem banjir di DKI Jakarta menjadi momok yang sulit diselesaikan oleh Pemerintah DKI selama bertahun-tahun.
Penulis ingat Akhir 2012 ada pemilihan langsung pemimpin daerah (Pilkada) di DKI Jakarta, ketika itu hadir sosok calon Gubernur baru yaitu Joko Widodo penantang Gubernur petahana Fuazi Bowo atau yang akrab dipanggil Bang Foke.
Sebenernya banyak juga warga yang tidak menyangka Joko Widodo atau akrab di panggil Jokowi bakal menang Pilgub, karena kinerja Bang Foke sebagai Gubernur juga cukup baik dan berprestasi dalam mengelola Kota Jakarta.
Namun aspirasi masyarakat berkata lain diluar dugaan pasangan Joko Widodo dan Ahok mampu memenangkan Pilkada dan terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Hal menarik yang penulis rasakan ketika Jokowi menjadi Gubernur adalah banyak kebijakan reformasi dan terobosan di berbagai bidang, baik administrasi, pendidikan, kesehatan, transportasi dan tentunya yang akan kita bahas yaitu penaggulangan banjir di DKI Jakarta yang sudah menjadi momok dan tradisi puluhan tahun ketika musim hujan tiba.
Seperti kita tahu Jokowi sosok yang unik punya kebiasaan blusukan pelosok kota dan kampung sejak menjabat Walikota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sosok yang sedikit bicara, berteori, retorika dan pencitraan namun beliau sosok yang percaya kepada data-data riil, bertanya kepada para ahli yang kompeten dan banyak bekerja dalam menuntaskan masalah-masalah pelik dam rumit.
Penulis menjadi saksi kerja keras beliau dalam membantu warga menanggulangi banjir, salah satunya ketika selokan got depan rumah penulis di bongkar (padahal kondisinya sudah baik, kontruksi beton dengan penutup bak kontrol beton), Namun tetap di bongkar dan di bangun ulang di ganti dengan selokan beton dengan diameter dan kedalaman 3x lebih besar dari ukuran semula.
Jalan-jalan perumahan yang rusak akibat banjir pun banyak yang langsung diperbaiki dan di aspal oleh beliau.
Hal yang menarik ketika penulis berkeliling Kota Jakarta adalah banyak Kali dan Sungai kecil di pelosok perumahan warga yang di revitalisasi dengan melakukan pembersihan sampah, pengerukan untuk memperdalam ukuran kali dan sungai kemudian menertibkan bangunan di bantaran sungai dan membangun turab atau tembok beton di dua sisi sungai yang sudah di revitalisasi agar berfungsi maksimal sebagai sistem drainase dalam mengalirkan air hujan.
Dan yang menarik di kali dan sungai kecil tersebut ada belco atau alat berat yang mengapung yang hampir beroperasi setiap hari mengeruk sampah dan kotoran kali dan sungai, seperti yang penulis lihat sendiri ada hampir di setiap kali dan sungai seperti di sungai cakung.
Alat Berat Belco Terapung pengeruk dan pembersih sampah ini juga ada di Pintu Air manggarai dan Banjir Kanal Timur dan beroperasi hampir setiap hari.
Jokowi ketika menjadi Gubernur juga membentuk dan memperbanyak personil petugas kebersihan taman dan sungai yang akrab disebut "pasukan oren" oleh warga yang bertugas menjaga kebersihan Lingkungan Kota, Taman, Sungai dan Kali-kali kecil di Jakarta.
Beliau juga melakukan kebijakan penertiban bangunan liar disekitar sungai dan relokasi pemukiman warga agar sungai dan kali di Jakarta bisa berfungsi normal sebagai drainase aliran air ketika hujan deras.
Jokowi juga selalu blusukan dan sidak mengecek kondisi Pintu Air Manggarai dan Pompa-pompa penanggulangan Banjir seperti di Sunter.
Tentu kebijakan beliau yang cukup baik dengan merenovasi selokan, gorong-gorong dengan memperbesar diameter ukurannya hingga 3-4x dari ukuran semula, bahkan beliau sampai mengecek dan survei langsung masuk gorong-gorong hanya untuk mengecek ukuran diameternya dan ternyata kesimpulannya ukurannya kecil dan tidak layak dan harus di perbesar 3-4x ukuran semula. (Ketika itu banyak warga, pengawal, dan wartawan yang kaget dengan tindakan spontan beliau masuk gorong-gorong)
Dengan blusukan dan sidak ke wilayah langganan banjir maka beliau mengamati permasalahan yang menjadi penyebab banjir.
Banyak pembangunan besar-besaran infrastruktur Drainase penanggulangan banjir selama Jokowi menjabat Gubernur DKI.
Walaupun ada kritik tentang penertiban, penggusuran dan relokasi bangunan liar warga dibantaran sungai ke rusun, namun beliau tahu cuma ini satu-satunya cara mengatasi dua masalah utama dan "kronis" Kota Jakarta yaitu Banjir dan Macet yang telah terjadi selama bertahun-tahun.
Proyek infrastruktur anti banjir inisiatif beliau tentu adalah pembangunan sodetan atau saluran terowongan Drainase dari Kali Ciliwung yang tembus ke Banjir Kanal Timur yang bertujuan mengalirkan debit air sungai Ciliwung yang meluap ketika ada banjir kiriman dari bogor ke Banjir Kanal Timur yang ukuran kanalnya cukup besar dan memiliki jalur aliran kanal hingga ke Laut.
Dan pembangunan sodetan tersebut hingga kini sudah dalam tahap penyelesaian walaupun beliau sudah tidak menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Sayangnya masa kepemimpinan beliau di DKi Jakarta cukup singkat hanya sekitar 2 tahun dari 2012 hingga 2014
Ya, karena saat ini beliau bukan lagi cuma hanya milik warga DKI Jakarta namun sudah menjadi Presiden Republik Indonesia dan sudah menjadi milik seluruh Bangsa Indonesia.
Namun di masa kepemimpinan yang singkat di Jakarta, warisan gebrakan kebijakan beliau dalam mengatasi masalah-masalah di Jakarta masih cukup di rasakan oleh warga masyarakat di DKI Jakarta.
Saya pikir masih banyak warga Jakarta yang merindukan sosok pemimpin daerah yang pekerja keras, gerecep dan cerdas harus bertindak apa dalam mengatasi seatu masalah.
Sosok yang irit bicara, gak banyak drama pencitraan, gak pusing dengan kritik dan bully dan selalu fokus kepada Kerja-kerja-kerja untuk kepentingan publik dan masyarakat luas.
Ya, semoga beliau di beri kekuatan dan kesehatan dalam mengelola Negara Indonesia yang permasalahannya jauh lebih beragam, rumit, kompleks, berat dan penuh tantangan baik dari dalam negeri dan global
Dan tentu tidak semua kebijakan beliau sempurna yang baik kita dukung yang tidak baik wajib juga kita kritik, tentu bukan kritik asal-asalan tapi kritik beserta dengan saran dan solusi
(Prabowo)