
Penulis :
AD DHIYA AT THAARIQ
- Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Syariah Semester 6 Institut Agama islam Tazkia bogor
Perkembangan dunia usaha yang disertai perubahan lingkungan telah menimbulkan
kompleksitas bagi perusahaan, menjadikan pengelolaan risiko sebagai hal krusial untuk
kelangsungan bisnis. Manajemen risiko menjadi aspek penting dalam mengelola peluang
dan ancaman terkait pembangunan berkelanjutan, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan,
dan masalah ekonomi sosial. Sumber daya manusia dianggap sebagai aset kunci untuk
kesuksesan perusahaan, dan pengembangan mereka menjadi landasan utama supaya
meningkatkan dalam persaingan dan memperoleh tujuan organisasi yang diharapkan. Di
Indonesia, implementasi manajemen risiko serta pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) memerlukan kerja sama lintas sektor dan dukungan dari pemerintah, pihak swasta,
masyarakat, dan lembaga internasional agar dapat mewujudkan pembangunan yang sesuai
sebagaimana tujuan Sustainable Development Goals.
Perkembangan dalam dunia bisnis, seiring dengan perubahan lingkungan, menciptakan
kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam situasi ketidakpastian
lingkungan tersebut, pengelolaan potensi dan risiko menjadi krusial untuk memastikan
kelangsungan dan masa depan perusahaan. Manajemen risiko’merupakan aspek penting
dalam merencanakan bisnis, dan harus dipertimbangkan secara cermat dalam seluruh
keputusan dan aktivitas manajemen, terutama kegiatan yang menyangkut tentang
menggunakan sumber daya perusahaan terutama yang mempunyai nilai ekonomi. Kegagalan
dalam merencanakan dengan hati-hati dan mempertimbangkan risiko meningkatkan risiko
kegagalan dan kerugian. Oleh karena itu, prosedur manajemen risiko harus dikembangkan
secara komprehensif untuk menghindari atau mengurangi risiko terjadinya peristiwa dan situasi
yang dapat menimbulkan kerugian atau kerugian bagi perusahaan..
Manajemen risiko mencakup adopsi budaya, implementasi proses, dan pembentukan
struktur yang bertujuan untuk mengelola secara efektif baik peluang-peluang potensial
maupun dampak-dampak negatif yang mungkin timbul.
Peran krusial manajemen risiko terletak pada pemahaman, identifikasi, dan pengelolaan
berbagai risiko yang mungkin menghambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Sumber risiko dapat berasal dari faktor-faktor divers seperti perubahan iklim, kerentanan
ekonomi, masalah sosial, bahkan krisis kesehatan seperti pandemi yang berpotensi
memengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Mengintegrasikan manajemen risiko syariah dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) merupakan sebuah pendekatan holistik yang menghubungkan praktik manajemen risiko
dalam perbankan syariah dengan upaya global untuk mencapai pembangunan yang
berkelanjutan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan syariah yang
tangguh, stabil, dan inklusif, yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
lingkungan.
Manfaat Mengintegrasikan Manajemen Risiko Syariah dengan TPB:
- Meningkatkan stabilitas dan ketahanan keuangan syariah: Dengan
mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko secara efektif, perbankan syariah
dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya krisis keuangan dan memastikan
kelangsungan usahanya dalam jangka panjang.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif: Perbankan syariah yang stabil dan
tangguh dapat menyediakan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan bagi
masyarakat, termasuk kelompok marjinal dan usaha kecil dan menengah. Hal ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
- Mendukung pembangunan berkelanjutan: Prinsip-prinsip syariah, seperti larangan
riba dan penekanan pada keadilan sosial, selaras dengan nilai-nilai TPB. Dengan
mengintegrasikan TPB ke dalam kerangka manajemen risikonya, perbankan syariah
dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan seperti pengentasan kemiskinan,
perlindungan lingkungan, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Strategi Mengintegrasikan Manajemen Risiko Syariah dengan TPB:
- Mengembangkan kerangka manajemen risiko yang selaras dengan prinsip
prinsip syariah dan TPB: Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan
mengukur risiko yang terkait dengan TPB, seperti risiko lingkungan dan sosial, dan
mengembangkan strategi mitigasi yang sesuai dengan prinsip syariah.
- Membangun kapasitas dan kesadaran tentang TPB di antara pemangku
kepentingan perbankan syariah: Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan,
lokakarya, dan seminar untuk meningkatkan pemahaman tentang TPB dan pentingnya
mengintegrasikannya dengan manajemen risiko syariah.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan manajemen
risiko: Perbankan syariah harus secara terbuka mengungkapkan pendekatannya
terhadap manajemen risiko yang terkait dengan TPB, termasuk strategi mitigasi dan
dampaknya terhadap kinerja keuangan.
- Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya: Perbankan syariah dapat
bekerja sama dengan organisasi nirlaba, pemerintah, dan sektor swasta untuk
mengembangkan solusi inovatif untuk mengelola risiko yang terkait dengan TPB dan
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa manajemen risiko memiliki peran
krusial dalam mencapai SDGs di Indonesia dengan fokus pada penguatan kapasitas negara
dalam peringatan dini, pengurangan risiko kesehatan, dan manajemen risiko lingkungan. Peran
industri asuransi juga sangat penting dalam konteks ini. Data penting seperti hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional.