no-style

MENGINTEGRASIKAN MANAJEMEN RISIKO SYARIAH DENGAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

, Mei 13, 2024 WIB Last Updated 2024-05-14T02:00:06Z


Penulis :
AD DHIYA AT THAARIQ
- Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Syariah Semester 6 Institut Agama islam Tazkia bogor


Perkembangan dunia usaha yang disertai perubahan lingkungan telah menimbulkan  
kompleksitas bagi perusahaan, menjadikan pengelolaan risiko sebagai hal krusial untuk 
kelangsungan bisnis. Manajemen risiko menjadi aspek penting dalam mengelola peluang  
dan ancaman terkait pembangunan berkelanjutan, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan, 
dan masalah ekonomi sosial. Sumber daya manusia dianggap sebagai aset kunci untuk 
kesuksesan perusahaan, dan pengembangan mereka menjadi landasan utama supaya 
meningkatkan dalam persaingan dan memperoleh tujuan organisasi yang diharapkan. Di 
Indonesia, implementasi manajemen risiko serta pengembangan Sumber Daya Manusia 
(SDM) memerlukan kerja sama lintas sektor dan dukungan dari pemerintah, pihak swasta, 
masyarakat, dan lembaga internasional agar dapat mewujudkan pembangunan yang sesuai  
sebagaimana tujuan Sustainable Development Goals.   
Perkembangan dalam dunia bisnis, seiring dengan perubahan lingkungan, menciptakan 
kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam situasi ketidakpastian 
lingkungan tersebut, pengelolaan potensi dan risiko menjadi krusial untuk memastikan 
kelangsungan dan masa depan perusahaan. Manajemen risiko’merupakan aspek penting 
dalam merencanakan bisnis, dan harus dipertimbangkan secara cermat dalam seluruh 
keputusan dan aktivitas manajemen, terutama kegiatan yang menyangkut tentang 
menggunakan sumber daya perusahaan terutama yang mempunyai nilai ekonomi. Kegagalan 
dalam merencanakan dengan hati-hati dan mempertimbangkan risiko meningkatkan risiko 
kegagalan dan kerugian. Oleh karena itu, prosedur manajemen risiko harus dikembangkan 
secara komprehensif untuk menghindari atau mengurangi risiko terjadinya peristiwa dan situasi 
yang dapat menimbulkan kerugian atau kerugian bagi perusahaan..  
Manajemen risiko mencakup adopsi budaya, implementasi proses, dan pembentukan 
struktur yang bertujuan untuk mengelola secara efektif baik peluang-peluang potensial  
maupun dampak-dampak negatif yang mungkin timbul.

Peran krusial manajemen risiko terletak pada pemahaman, identifikasi, dan pengelolaan 
berbagai risiko yang mungkin menghambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. 
Sumber risiko dapat berasal dari faktor-faktor divers seperti perubahan iklim, kerentanan 
ekonomi, masalah sosial, bahkan krisis kesehatan seperti pandemi yang berpotensi 
memengaruhi berbagai sektor kehidupan masyarakat. 
Mengintegrasikan manajemen risiko syariah dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 
(TPB) merupakan sebuah pendekatan holistik yang menghubungkan praktik manajemen risiko 
dalam perbankan syariah dengan upaya global untuk mencapai pembangunan yang 
berkelanjutan. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan sistem keuangan syariah yang 
tangguh, stabil, dan inklusif, yang berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian 
lingkungan. 

Manfaat Mengintegrasikan Manajemen Risiko Syariah dengan TPB: 
- Meningkatkan stabilitas dan ketahanan keuangan syariah: Dengan 
mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko secara efektif, perbankan syariah 
dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya krisis keuangan dan memastikan 
kelangsungan usahanya dalam jangka panjang. 
- Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif: Perbankan syariah yang stabil dan 
tangguh dapat menyediakan akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan bagi 
masyarakat, termasuk kelompok marjinal dan usaha kecil dan menengah. Hal ini dapat 
mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan meningkatkan taraf hidup 
masyarakat. 
- Mendukung pembangunan berkelanjutan: Prinsip-prinsip syariah, seperti larangan 
riba dan penekanan pada keadilan sosial, selaras dengan nilai-nilai TPB. Dengan 
mengintegrasikan TPB ke dalam kerangka manajemen risikonya, perbankan syariah 
dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan seperti pengentasan kemiskinan, 
perlindungan lingkungan, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Strategi Mengintegrasikan Manajemen Risiko Syariah dengan TPB: 
- Mengembangkan kerangka manajemen risiko yang selaras dengan prinsip
prinsip syariah dan TPB: Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan 
mengukur risiko yang terkait dengan TPB, seperti risiko lingkungan dan sosial, dan 
mengembangkan strategi mitigasi yang sesuai dengan prinsip syariah. 
- Membangun kapasitas dan kesadaran tentang TPB di antara pemangku 
kepentingan perbankan syariah: Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, 
lokakarya, dan seminar untuk meningkatkan pemahaman tentang TPB dan pentingnya 
mengintegrasikannya dengan manajemen risiko syariah.
- Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan manajemen 
risiko: Perbankan syariah harus secara terbuka mengungkapkan pendekatannya 
terhadap manajemen risiko yang terkait dengan TPB, termasuk strategi mitigasi dan 
dampaknya terhadap kinerja keuangan.
- Berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya: Perbankan syariah dapat 
bekerja sama dengan organisasi nirlaba, pemerintah, dan sektor swasta untuk 
mengembangkan solusi inovatif untuk mengelola risiko yang terkait dengan TPB dan 
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa manajemen risiko memiliki peran  
krusial dalam mencapai SDGs di Indonesia dengan fokus pada penguatan kapasitas negara 
dalam peringatan dini, pengurangan risiko kesehatan, dan manajemen risiko lingkungan. Peran 
industri asuransi juga sangat penting dalam konteks ini. Data penting seperti hasil Survei Sosial 
Ekonomi Nasional.
Komentar

Tampilkan

  • MENGINTEGRASIKAN MANAJEMEN RISIKO SYARIAH DENGAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
  • 0


 

Kabupaten